Minggu, 28 Juni 2020

Teknik Pemeliharaan Ayam Jantan Petelur & Broiler Sebagai Ayam Pedaging

2. Teknik Pemeliharaan Broiler dan Ayam Jantan Petelur
2.1.1.   Persiapan Kandang dan Peralatan
a.         Persyaratan Kandang Broiler dan Ayam Jantan Petelur
Persyaratan kandang terutama untuk sistem kandang terbuka (open house) menurut Jayanata et al. (2011), diantaranya :
(1)   arah kandang membujur dari utara ke selatan atau mengarah ke barat dan timur sehingga sinar matahari tidak masuk secara berlebihan ke dalam kandang,
(2)   lebar kandang maksimal 7,5 meter dengan panjang menyesuai lahan,
(3)   tinggi dinding kandang 3,3 meter dan jarak antar kandang sekitar 10 meter atau minimal selebar kandang.
Selanjutnya menurut Jahja et al. (2000), bahwa untuk didaerah beriklim tropis dengan kandang sistem terbuka ukuran kandang yang baik yaitu :
(1)    tinggi atap minimal 3 meter,
(2)   lebar kandang maksimal 7 meter
(3)   bentuk atap sebaiknya atap monitor dengan ukuran monitor tinggi 20 cm dan lebar 1,25 meter,
(4)   jarak antar kandang 7 meter,
(5)   tinggi dinding kandang 30 – 50 cm dari lantai dibuat dari bahan padat dan atasnya darai kawat / bambu.
Menurut Rahayu et al. (2011), untuk memilih lokasi kandang perlu diperhatikan beberapa hal diantaranya yaitu : 
(1) jarak lokasi peternakan broiler komersil dengan breeding tidak boleh berjarak kurang dari 1 km dan 250 meter dari perusahaan peternakan broiler atau petelur komersil
2)    lokasi peternakan sebaiknya tidak berada di tempat yang dekat dengankebisingan, jauh dari pemukiman penduduk dan bukan di daerah cekungan,
3)   lokasi mudah diakses dan
5)   memiliki sumber air yang baik kualitas  dan kuantitasnya.
b.        Konstruksi Kandang Broiler dan Ayam Jantan Petelur
Fungsi kandang menurut Rahayu et al. (2011), adalah menciptakan keamanan dan kenyamanan untuk ayam yang dipelihara.  Indonesia sebagai negara yang secara geografis berada di lintasan katulistiwa cenderung memiliki suhu rata rata diatas 30 oC,  yang sebenarnya kurang ideal untuk peternakan broiler yang memerlukan suhu 21 – 27 oC dengan kelembaban 60 persen, sehingga konstruksi atap kandang yang dipilih di daerah tropis sebaiknya atap dari bahan yang menyerap panas seperti genteng dan seng galvalum.  Bentuk atap kandang untuk tipe dinding kandang terbuka sebaiknya bentuk atapnya  monitor sehingga sirkulasi udara dalam kandang lebih lancar.  Hal ini sesuai dengan Suprijatna et al. (2005), bahwa bentuk atap mempengaruhi sirkulasi udara dari luar kandang ke dalam kandang dan sebaliknya oleh karena itu atap kandang harus disesuaikan dengan penggunaan kandang dan fase pemeliharaan ayam. Berdasarkan tipe dindingnya kandang terbagi menjadi dua yaitu :

(1) kandang dengan dinding terbuka (Open House) dan
            Sumber : Vedca P4TK Cianjur                              Sumber : www.pertanianku.com
Gambar 4.  Kandang dengan Sistem Dinding Terbuka (Open House)
(2)kandang dengan dinding tertutup (Close House).
                 Sumber : http://starcon.co.id/produk                     Sumber : www.cobb-vantress.com
          Gambar 5. Kandang dengan Sistem Dinding Tertutup (Closed House)
Selanjutnya masih menurut Suprijatna et al. (2005), bahwa penggunaan tipe dinding kandang perlu memperhatikan fase pemeliharaan ayam dan kondisi lingkungan.
Kontruksi kandang berdasarkan tipe lantainya dikenal menjadi 3 jenis :
(1)   kandang tipe litter,
(2)   tipe slat dan
(3)   kombinasi slat dan litter.
Menurut Soeharsono (1976), bahwa tipe kandang dengan lantai sistem slat lebih menguntungkan pertumbuhan dari pada sistem litter teurtama pada periode awal dan sistem slat lebih menguntungkan digunakan didaerah dataran rendah dan sistem litter di daerah dataran tinggi.

0 komentar:

Posting Komentar

Cerita Pendek Workshop Online Sagusablog "Perjalanan dari Workshop Sagusablog 12 ke Sagusablog 42"

PERJALANAN WORKSHOP "SAGUSABU"  MULAI 2018 - 2020  Berawal dari ketertarikan saya terhadap kegiatan gerakan menulis buku yang...